Keydelay


Cara sehat mengolah kedelai.

January 26, 2015

Tips membungkus tempe

Bagaimana cara membungkus tempe untuk fermentasi dan kemasan? Berikut caranya.

Tempe yang baik tentunya yang putih, lebat, dan lembut dipotong seperti keju. Tempe selama fermentasi harus dibungkus dengan rapat dan kedap udara, agar kedelai tidak cepat membusuk.

 

Pertumbuhan jamur

Ragi tempe, Rhizopus oligosporus dan sesama genusnya bisa tumbuh tanpa udara didalam pembungkus. Proses fermentasi demikian disebut anaerobik. Menurut Tempeh.info, pertumbuhan jamur paling cepat dan optimal pada suhu 34 °C. Akan tetapi tempe akan lebih cepat membusuk jika pertumbuhan jamur terlalu cepat, jadi disarankan pada suhu ≥ 25 °C. Suhu tempe saat fermentasi bisa lebih tinggi dari suhu rak penyimpanan setelah > 10 jam fermentasi. Suhu hangat merupakan pertanda terjadinya fermentasi. Setelah fermentasi berhasil (sekitar 2 hari) barulah bungkus dibuka untuk diangin-anginkan kemudian dikemas.

Kontaminasi jamur atau bakteri lainnya pada ragi tempe dapat memengaruhi pertumbuhan hifa putihnya. Jadi pembungkus dan rak penyimpanan yang bersih diutamakan, juga kebersihan tangan / kaki peragi. Tempe sebenarnya bisa dimakan mentah dengan alasan kesehatan atau seperti yogurt menurut jawaban di Yahoo.

 

Pengemas yang baik

Ada 2 opsi utama: plastik atau daun pisang. Dulu, digunakan daun pisang, yang dapat menimbulkan aroma yang khas pada tempe, juga biasanya ada spesies kapang / ragi yang membantu. Menurut jurnal berikut, daun pisang memiliki senyawa aromatik yang sekaligus antibakteri dan serta adanya antioksidan, mungkin ini yang bisa menyehatkan tempe selama fermentasi. Daun pisang dan plastik mengandung PAH (polycyclic aromatic hydrocarbon) dalam jumlah mikro, yang dapat membunuh bakteri, tetapi ada saja yang bisa bertahan. Pembungkus yang baik seperti daun salam, daun talas, daun alpukat, atau aluminum foil, ada yang mau coba? Sebelum dibungkus, pastikan pembungkusnya juga bersih, dibilas dengan kain yang bersih.

No comments